Jurnal praktikum " Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan"
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
PUTRI MILENIA HUTABRAT
(A1C117057)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Percobaan
I
I.
Judul : Analisa Kualitatif Unsur-Unsur
Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan
II.
Hari,
Tanggal : Sabtu, 23 Februari 2019
III.
Tujuan : Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu:
-
Mengetahui
prinsip dasar dalam analisi kualitatif dalam kimia organik
-
Mengetahui tahapan kerja analisis yang dimulai dengan
unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, halogen, dalam suatu senyawa
orgabik dan penentuan kelas kelarutannya.
-
Dapat
mencoba beberapa senyawa unkwon untuk di analisa.
IV.
Landasan
Teori
Ada dua jenis
model analisis, yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif
membahas mengenai identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa
yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur (Vogel, 1985).
Analisa organik kulitatif adalah
pengajaran yang banyak bergerak dalam bidang identifikasi senyawa organik yang
tidak diketahui (unkwon). Keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor yang
berhubungan erat dengan sifat yang khas dari masinh- masing senyawa atau
campurannya dan teknik atau pola kerja analisa yang sistematik.
Kerja analisa dalam organik kualitatif terutama akan
mencakup bidang- bidang analisa unsur, klasifikasi kelarutan dan sifat fisik,
kalsifikasi gugus fungsi dengan cara identifikasi sifat derivatnya (Penuntun
Prakikum Kimia Organik I, 2016).
A. Analisa Unsur
Bahan organik adalah kumpulan
beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami
proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa
anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan
ototrofik yang terlibat dan berada di dalamnya. Secara normal bahan organik
tersusun oleh unsur-unsur C, H, O, dan dalam beberapa hal mengandung N, S, P
dan Fe. Karbon, yang merupakan penyusun utama bahan organik dan merupakan
elemen atau unsur yang melimpah pada semua makhluk hidup ( Rejeki, 2014 ).
Zat-zat organik dan unsur-unsur
yang menyusunnya memainkan peran penting untuk kelangsungan makhluk hidup.
Kereaktifan dan fungsi zat-zat organik dalam kehidupan makhluk hidup ditentukan
oleh keragaman unsur penyusunnya. Oleh karena itu identifikasi kandung unsur
penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan
dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunya. Selain
itu dengan mengetahui unsur-unsur penyusun suatu senyawa akan dapat diestimasi
rumus empiris dan rumus molekulnya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/).
Tahap pertama analisa organik kualitatif adalah
menentukan adanya unsur- unsur karbon, hidrogen, oksigen, halogen, belerang dan
fosfor. Karbon dan hidrogen ditentukan dengan cara memanaskan senyawa dengan
tembaga (II) oksida, akan terjadi oksidasi menghasilkan CO2 yang
menunjukkan adanya karbon dan H2O menunjukkan adanya hidrogen.
Adanya CO2 bisa ditunjjukan dengan cara melewatkan gas dalam larutan
Ca(OH)2 yang menjadi keruh endapan putih (CaCO2).
Sedangkan H2O akan terlihat berupa uap/tetesan air dalam tabung reaksi.
Untuk menentukan adanya nitrogen,
halogen, dan belerang, ditentukan melalui cara leburan-natrium. Senyawa organik
mengandung N, X, atau S bersifat polar bukan bentuk ionnya. Oleh karena itu
dibuat terlebih dahulu leburannya dengan logam natrium, membentuk
senyawa-senyawa organiknya.

Berbentuk
larutan jernih dan selajutnya dites dengan cara umum untuk: Nitrogen. Tes Lassaigne/Prussion blus.
Natrium sianida diubah menjadi natrium ferrosida yang dengan FeCl2
akan menghasilkan endapan biru dari Fe4(Fe(CN)6)3.
Halogen. Tes halida perak. NaX dengan larutan AgNO3 dalam suasan
asam nitrat akan menghasilkan endapan AgX yang berwarna (AgCl putih-abu, AgBr
kuning). Belerang. Larutan NaX, bila mengandung S dalam suasana asam asetat
dengan larutan Pb-asetat akan terjadi endapan coklat tua, PbS. Jika digunakan
larutan Na nitriprossida, Na2Fe(CN)5NO, sebagai pereaksi
akan memberikan warna ungu.
Prinsip- prinsip yang mendasari
penyusunan skema kualitatif termasuk aspek pemisahan dan identifikasi yaitu
kelarutan, keasaman dan kebasaan, Pembentukan ion kompleks, reaksi redok, sifat
penguapan dan ekstraksi (Hiskia, 2012).
B.
Tes kelarutan
Setiap senyawa organik mempunyai sifat
kelarutan yang khas yang meliputi jenis pelarut dan jumlah kelarutannya. Untuk
ini bisa dilihat kelarutannya dalam handbook. Sifat kelarutan akan membantuk
mempersempit ruang gerak analisis secara kimia maupun spektroskopis. Sistematik
klasifikasi kelarutan yang dibuat dalam bentuk kelas dan jenis pelarutnya
(Penuntun Praktikum Kimia Organik I, 2016).
V.
Alat
dan Bahan
5.1 Alat
1. Cawan porselin
2. Bunsen
3. Tabung Reaksi
4. Sumbat
5. Pipa pengalir gas
6. Kawat tembaga
7. Thermometer
8. Gelas kimia
9. Kertas saring
10. Pipet tetes
5.2 Bahan
1. Air suling 11. AgNO3
2. Serbuk CuO kering 12. 10. HNO3FeSO4
3. Gula 13.
NaOH
4. Larutan Ca(OH)2 14. HCL
5. Larutan
Na-nitroprossida 15. Logam Na
6. Larutan KF 16. Asam Asetat
7. H2SO4
encer 17.
FeCl3
8. CCL4 18. NaHCO3
9. CaO
VI.
Prosedur
Kerja
6.1 Analisis Unsur
6.1.1
Karbon dan Hidrogen
Tempatkan
1-2 gram serbuk CuO kering dalam cawan porselin, keringkan beberapa saat diatas
pemanas bunsen. Selagi CuO hangat, campurkan hati-hati denga sejumlah gula
(lebih kurang 1/10 jumlah CuO), pindahkan kedalam tabung reaksi pyrex dengan
dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas. Sehingga gas yang mengalir bisa masuk
kedalam tabung yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2. Panaskan campuran,
amati hasilnya. Perhatikan air yang mengembun ditabung reaksi bagian atas.
6.1.2 Halogen
Tes Beilstein. Panaskan kawat tembaga
sampai kemerah- merahan, dan tak memberikan nyala lain. Dinginkan, lalu tetesi
kawat tersebut dengan dua tetes CCL4. Pijarkan kembali lalu amati
warna nyala yang ditunjukkan oleh uap Cu-halida yang terbentuk.
Tes CaO. Dalam tabung reaksi besar, panaskan sejumlah CaO
bebas halogen sampai suhu tinggi. Ketika masih panas tambahkan dua tets CCL4.
Setelah dingin, didihkan dengan 5-10 ml air suling, lalu tuangkan kedalam
gelas kimia 100 ml dan larutan dalam HNO3 encer ( 1 Vol HNO3
pekat dalam 1 vol air suling). Kalau larutan jernih tak didapat, sarign dengan
kertas saring biasa. Tambahkan 2-3 ml larutan AgNO3 encer ( 5-10%).
Amati apa yang terjadi.
6.1.2 Metode Leburan dengan
Natrium
Tempatkan
tabung reaksi kecil (50 x 80 mm) dalam lubang kecil pada keping asbes sebagai
pemegang, masukkan sebiji logam Na ( lebih kurang sebesar biji kacang hijau ).
Panaskan hati-hati sampai meleleh dan uap Na bagian bawah tabung. Hentikan
nyala api untuk sementara, lalu tambahkan hati-hati cuplikan yang mengandung
halogen, S dan N secepatnya. Jika zat nya padat masukkan sedikit butiran saja
dan jika cair masukkan beberapa tetes. Reaksi eksoterm akan terjadi dengan
spontan. Pijarkan kembali tabung sampai membara ( usahakan zat di dalam tabung
jangan sampai terbakar ). Ketika tabung masih membara, masukkan tabung ke gelas
kimia 100 ml yang berisi sekitar 15 ml air suling. Tabung akan segera pecah,
sisa sedikit Na akan bereaksi dengan iar. Bila rekasi sudah kembali tenang,
hancurkan bagian sisa tabung dalam gelas kimia tadi, lalu didihkan diatas api.
Saring dengan kertas saring biasa lalu gunakan larutan ini (= Larutan
Lassaigne) untu keperluas tes-tes berikutnya.
A. Belerang
Asamkan
3 ml larutan dengan asam asetat, didihkan dan periksa gas yang dihasilkan
dengan kertas saring basah yang sudah di tetes Pb-asetat 10%. Amati yang
terjadi. Pada bagian larutan L lainnya, tambahkan 1-2 tetes larutan ( Na-
nitroprosida). Amati larutan yang terjadi.
B. Nitrogen
Kedalam
3 ml larutan L tambahkan 5 tetes larutan FeSO4 yang masih baru, 1
tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10%. Tambahkan lebih
kurang 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai bersifat basa lalu didihkan (hati-hati
terjadi bumping). Jika belerang tidak ada, dinginkan dan asamkan dengan asam
sulfat encer (20-25%). Endapan biru berlin menandakan adanya N dan mungkin baru
muncul setelah beberapa saat didiamkan.
Bila belerang ada, maka percobaan diubah
menjadi seperti berikut: tambahkan pada larutan L 5 ml tetes FeSO4 masih
baru, lalu 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai basa. Panaskan sampai mendidih
(hati-hati bumping). Saring endapan FeS. Asamakan dengan larutan H2SO4
encer (10-20%), tambahkan 5 tetes larutan KF 10% dan 1 tetes larutan FeCl3
untuk mendapatkan endapan biru berlin.
C. Halogen
Asamkan
3 ml larutan L dengan larutan HNO3 encer (1 vol HNO3 pekat
dalam 1 vol air). Jika N dan S ada, didihkan hati-hati untuk 5-10 menit, untuk
menghilangkan HCN atau H2S yang mungkin terbentuk. Tambahkan 5 ml
larutan AgNO3 encer (5-10%), dan lanjutkan pendidihan beberapa
menit. Endapan yang banyak menandakan adanya halogen, bila sedikit mungkin
hanya pengotor dalam pereaksi.
6.2 Penentuan Kelas Kelarutan
Tentukan
kelas kelarutan dari 5 senyawa yang ditunjukkan oleh dosen/asisten, catat: nama
senyawa, struktur (cari dalam handbok), unsur yang dikandungnya dan bau serta
warnanya.
6.2.1 Kelarutan Dalam Air
Kedalam
tabung reaksi besar masukkan lebih kurang 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat
cair, lalu tambahkan 3 ml air suling, kocok kuat-kuat. Larutan jernih berarti
larut dalam air (+), larutan keruh brarti tak larut dalam air (-). Bila
hasilnya (+) selanjutnya lakukan tes kelarutan dalam eter, bila (-) lanjutkan
tes kelarutan dengan pelarut lainnya.
6.2.2 Kelarutan Dalam Eter
Sama
seperti diatas dengan menambahkan 3 ml pelarut eter. Bila jernih artinya (+) larut dalam eter atau
sebaliknya.
6.2.3 Kelarutan Dalam NaOH 5%
Sama
seperti diatas, tambahkan 3 ml larutan NaOH 5%. Larutan jernih brarti (+),
biasanya ada juga disertai dengan perubahan warna-dan bila larutan keruh brarti
(-). Kalau terjadi keraguan, campuran disaring dan filtratrnya dinetralkan
dengan asam HCl encer,jika keruh artinya tesnya (+). Bila (+) lanjutkan dengan
NaHCO3.
6.2.4 Kelarutan Dalam NaHCO3
5%
Sama
seperti diatas, dengan menambahkan 3 ml larutan NaHCO3 5%. Bila
timbul gas CO2 berarti hasilnya (+) dan sebaliknya (-).
6.2.5 Kelarutan Dalam HCl
Sama
seperti diatas, tambahkan 5 ml larutan HCl 5% kocok dan amati. Larutan jernih
brarti hasilnya (+). Bila keruh, kalau meragukan campuran disaring lalu kedalam
filtrat netralkan dengan larutan NaOH encer. Bila larutan jadi keruh berarti
hasilnya (+).
6.2.6 Kelarutan Dalam H2SO4
Pekat
Sama
seperti diatas, tambahkan 3 ml H2SO4 pekat kocok
hati-hati. Bila jernih atau timbul panas atau perubahan warna berarti (+).
6.2.7 Kelarutan Dalam H3PO4
Pekat
Sama
seperti diatas dengan menambahkan asam sulfat pekat. Jernih artinya (+).
Selanjutnya dibuat tabel atau diagram hasil pengamatan kelarutan dan ambil
kesimpulannya.
Lampiran Video : https://www.youtube.com/watch?v=EmrQcCC8A-8
Permasalahan:
1. Apakah warna larutan pada CuSO4 tersebut sudah sesuai?dan bagiaman jika CuSO4 dalam bentuk lain.
https://www.youtube.com/watch?v=FUo428guKt0
2. Apakah fungsi dari pendidihan setelah tabung dihancurkan dalam gelas kimia.
3. Apa fungsi penambahan Natrium Nitroprosida dalam uji belerang
1. Apakah warna larutan pada CuSO4 tersebut sudah sesuai?dan bagiaman jika CuSO4 dalam bentuk lain.
https://www.youtube.com/watch?v=FUo428guKt0
2. Apakah fungsi dari pendidihan setelah tabung dihancurkan dalam gelas kimia.
3. Apa fungsi penambahan Natrium Nitroprosida dalam uji belerang
Saya Sheila Sagita dengan NIM A1C117009 akan mencoba menjawab pertanyaan no 3, fungsi penambahan natrium nitroprosida dalam uji belerang yaitu sebagai zat yang direaksikan dengan ekstrak lassaigne untuk mendeteksi adanya belerang dalam ekstrak dan pada percobaannya akan membentuk warna ungu pada larutan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSaya Yuyun Ernawati dengan nim A1C117063 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2.
BalasHapusFungsi dari pendidihan yaitu untuk mengurangi volume cairan dalam piringan agar menjadi 1/3 volume awal, dan menudahkan pada saat penyaringan untuk menghasilkan filtrat atau disebut ekstrak lassaigne.
Assalamualaikum wr.wb.
BalasHapusNama saya Suci desmarani(a1c117081)menurut saya jawabannya, iya benar bahwa warna CuSO4 sudah sesuai yaitu berwarna biru, dan kalaupun diubah ke bentuk lain, warna tetap menjadi biru.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus