Jurnalpraktikum " reaksi- reaksi aldehid dan keton "


JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I




DISUSUN OLEH:
PUTRI MILENIA HUTABRAT
(A1C117057)



DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI


2019



PERCOBAAN 5

I.          Judul Praktikum : Reaksi- Reaksi Aldehid dan Keton
II.       Hari / Tanggal Praktikum : Sabtu, 23 maret 2019
III.     Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
a.       Dapat mengetahui asaz-asaz reaksi senyawa karbonil
b.      Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
c.       Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton.
IV.    Landasan Teori
Sebelum melakukan praktikum ini, kita terlebih dahulu mengetahui apa itu pengertian dari aldehid dan keton, aldehid dan keton sama sama mempunyai gugus karbonil namun sebagai pembedanya yaitu gugus yang diikat, pada aldehid mengikat gugus hidrogen sedangkan keton mengikat gugus carbon, dapat kita lihat rumus umum dari aldehid yaitu RCOH dan rumus dari keton yaitu RCOR (Joan, 2011).
Dalam reaksi-reaksi aldehid ada yang dikenal dengan reaksi tollen, dalam bahasan ini. Reaksi tollens digunakan untuk memudahkan kita mengelompokkan suatu senyawa yang bertujuan untuk mengelompokkan senyawa tersebut termasuk dalam aldehid atau termasuk dalam kelompok keton. Dalam penentuan senyawa ini, tidak hanya ada uji tollens namun ada juga yang disebut uji fehling dan uji benedict ketiganya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengelompokkan suatu senyawa termasuk keton atau aldehid. Semua zat yang digunakan untuk mendeteksi identitas suatu zat yang ingin diketahui atau umumnya di sebut sebagai reagensia, zat reagensia yang dapat mengoksidasi alkohol ternyata juga dapat mengoksidasi aldehid. Pada pereaksi tollens pengoksidasi yang sering digunakan adalah larutan basa dari perak nitrat ( Svehla, 2011).
Efek toksik atau efek dari zat-zat kimia yang digunakan selama praktikum ternyata salah satunya yaitu bersumber dari aldehid, dan efek toksik ini memberikan dampak yang buruk bagi keshetan tubuh manusia yang terkontaminasi oleh toksik ini, seperti penyakit hati, penyakit diabetes hipertensi dan beberapa penyakit lainnya yang merugikan manusia. Sedangkan keton banyak digunakan pada produksi parfum, alasan digunakan nya keton adalah karena keton memiliki bau yang harum sehingga cocok digunakan untuk produksi parfum ( Fessenden, 2010).
Dari pengertian aldehid dan keton yang keduanya sama sama mengandung unsur hidrogen oksigen dan carbon dalam komposisi yang berbeda, kita dapat memperoleh keduanya yaitu aldehid dan keton dengan mengoksidasi alkohol, dimana pada saat alkohol primer dioksidasi maka produk yang dihasilkan yatiu aldehid sedangkan keton dapat kita hasilkan saat alkohol sekunder dioksidasi. Aldehid dan keton ini juga memiliki kesamaan sifat pada sifat kimianya karna sama sama mengandung unsur karbonil, yang membedakannya adalah pada sifat fisikanya ( Ismail Besari, 1982 )   
             Pelarut yang paling banyak atau paling sering kita temui yang digunakan untuk melarutkan senyawa- senyawa organik adalah aseton, hal ini dikarenakan bahwa aseton larut dengan baik dalam air atapun dalam senyawa organik, oleh karenanya aseton umumnya disebut sebagai pelarut polar atau pelarut aprotik ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/).
V.       Alat dan Bahan
5.1     Bahan  
v Tabung Reaksi                                         
v Larutan
v NaOH 5 %
v Amonium hidroksida 2%
v Benzaldehid
v Aseton
v Sikloheksan
v Formalin
v Aquades
v Natrium sitrat
v Natrium karbonat
v CuSO4. 5H2O
v  Natrium Kalium
v Iodium
v 3- pentanon
v NaOH 10%
v Formaldehid
v N-heptanaldehid
v NaHSO3
v Etanol
v Hcl pekat
v Fenil- hidrozin
v  Idodia
v Asetaldehid
v Metanol
v 2,4 dinitro fenil hedrazin
v Hidroksilamin
v Natrium asetal trihidrat
v Isoproponal
v NaOH 1%
5.2     Alat
¨       Tabung reaksi
¨       Pipet tetes
¨       Pengaduk
¨       Tabung uji
¨       Bunsen
¨       Kertas saring
¨       Erlenmeyer
¨       Corong
¨       Tabung reaksi besar

VI.    Prosedur kerja
6.1 Uji cermin kaca, tollens
Siapkan empat tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens ( cara membuat siapkan satu tabung reaksi yang bersih sekali, ke dalam 2 ml larutan perak nitrat 5% tambahkan 2 tetes lar. NaOH 5% lalu tambahkan tets demi tets sambil diaduk larutan amonium hidroksida 2% hanya secukupnya agar supaya larut- pengujian akan gagal kalau terlalu banyak amonia ( ditambahkan ). Ujilah benzaldehid, aseton, sikloheksanon dan formlin: dengan jalan menambahkan masing- masing dua tets bahan tersebut ke dalam tabung uji. Aduklah campuran dan diamkan selama 10 menit. Amatilah apa yang terjadi.
6.2 Ujing fehling dan Benedict
     Ke dalam masing-masing dari empat tabung reaksi tambahkan 5 ml pereaksi Benedict ( cara membuatnya : larutan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat dalam 750 aquadest, aduk, saring lalu ke dalam fitrat tambahkan perlahan larutan 17,3 gr CuSO4.5H2O dalam 100 ml air, encerkan hingga volume total 1L) atau 5 ml pereaksi fehling yang masih fresh ( cara membuat : larutan A= 69 gr CuSO4.5H2O dalam 1 L air suling.
     Larutan B = 346 gr natrium kalium tartrat atau garam Rochelle di daam larutan NaOH 10% artinya pereaksi fehling A dan B sama banyak baru dicampur. Ke dalam masing-masing tabung tambahkan beberapa tets bahan yang akan di uji. Tempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit. Ujilah formaldehid, n-heptanaldehid, aseton dan sikloheksanon.
6.3 Adisi bisulfit
     Masuklah 5 ml larutan NaHSO3  jenuh ke dalam erlenmeyer 50 ml dan diinginkan larutan dalam air es. Tambahkan 2,5 ml aseton tetes demi tets sambil diaduk. Setelah 5 menit tambahkan 10 ml etanol untuk memulai kristalisasi, lalu saring kristal denga corong Hirsch. Apa yang akan terjadi bila kristal dalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tets HCL pekat.
6.4 Pengujian dengan fenilhidrazin
     Kepada 5ml fenilhidrazin dalam tabung reaksi besar, tambahkan 10 ml tetes bahan yang akan di uji. Tutup tabung reaksi dan guncangkan dengan kuat selama 102 menit hingga mengkristal. Saring kristal dengan corong hirch, cuci dengan sedikit air dingin dan rekristalisasi dengan sedikit metanol dan etanol. Keringkan dan temukan titik lelehnya. Lakukan pengujian terhadap benzaldehid dan sikloheksanon. Dengan cara yang sama gunakan 2,4 dinitrofenilhidrazin, buatlah turunan benzaldehid dan sikloheksanon. Tentukan titik lelehnya.
6.5 Rembuatan oksim
     Larutkan 1 gr hidroksilamin HCL dan 1,5 gr natrium asetat trihidrat di dalam 4 ml air, didalam erlemeyer 50 ml. Panaskan larutan sampai 35, kemudian tambahkan sikloheksanon tutup labu dan goncangkan selama 1-2 menit, pada waktu mana zat padat sikloheksanon-oksim akan terbentuk. Dinginkan labu dalam lemari es, saring kristal dengan corong hirch, cuci dengan 2ml air es, keringkan dan tentukan titik lelehnya.
6.6 Reaksi haloform
     Kepada 5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5% tambahkan sekitar 10 ml larutan iodium iodida ( cara buatnya : larutkan 25 gr iodium di dalam larutan 50 gr kalium iodida dalam 200 ml air ) sambil digoncang-goncangkan sampai warna coklat tidak hilang lagi. Iodofom yang berwarna kuning akan mengendap dan baunya yang khas. Pengujian dilakukan terhadap isopropanol, 2-pentanon, dan 3-pentanon.
6.7 Kondensasi Alkohol
     a. Tambahkan 0,5 ml asetaldehid kepada 4 ml larutan NaOH 1%, goncangkan dan catat baunya ( sisa asetaldehid ). Didihkan campuran reaksi selama 3 menit. Catat hati-hati bau tengik dari krotonaldehid.
     b. Susunlah peralatan untuk merefluks. Dalam labu 50 ml tempatkan ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5% campuran di refluks selama 5 menit. Dinginkan labu dan kumpulkan krital dengan corong buchner, bisa di rekristalisasi dengan etanol. Tentukan titik lelehnya.

Permasalahan :
     1.      pada percobaan 2,4 dinitrofenilhidrazin sebelum zat 2,4 dinitrofenilhidrazin dimasukkan kedalam ke dalam tabung reaksi sebelumnya dilakukan pengocokan pada tabung reaksi yang berisi senyawa organik dan rectified spririt, apa kegunaan pengocokan tersebut.
    2.      Apa yang terjadi saat 2,4 dinitrofenilhidrazin ditambahkan pada tabung reaksi berisi senyawa organik dan rectified spirit.
    3.      Apa yang menyebabkan larutan berubah menjadi warna ungu pada percobaan meta-dinitro benzen.





Komentar

  1. saya Erwin Pasaribu (A1C117003) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. yang menyebabkan warna ungu pada percobaan meta-dinitrobenzene adalah keton yang bereaksi dengan meta-dinitrobenzene dan natrium hidroksida. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Saya Febby Marcelina Murni (A1C117037), akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Yang terjadi pada tabung reaksi ketika telah ditambahkan 2,4 dinitrofenildidrazin yaitu larutan berubah menjadi kuning yang disebabkan oleh 2,4 dinitrofenildidrazin bereaksi dengan gugus karbonil dalam keton sehingga membentuk endapan kuning atau oranye.

    BalasHapus
  3. saya brezza ftri noventi dengan nim(055) aka mencoba menjawab no 1 Pada percobaan 2,4 dinitrofenildidrazin dilakukan pengocokan sebelum 2,4 dinitrofenildidrazin dimasukkan, fungsinya yaitu untuk melarutkan rectified spirit yang dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi senyawa organik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Organik I " Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom"

Laporan Praktikum Kimia Organik 1 " Reaksi- reaksi Aldehid dan Keton"

Jurnal Praktikum Kimia Organik I " Keisomeran Geometri"